musafir
Namaku
Musafir
Salam, Perkenalkan namaku musafir, seorang pengelana yang mencari
jati diri atas perjalanan hidupnya selama ini. Seorang anak manusia di ujung pulau sumatara yang terlahirkan
disebuah tanah para syuhada. Sesosok
tubuh yang terus berjalan terseok-seok dimalam-malam yang kelam lagi sunyi demi
berharap keridhaanNya dari semua peluh rasa yang telah diberikan akan takdir
hidupnya.
Perjalanan yang telah aku lalui
ini kadang kala menuai betapa bahagianya menjadi seorang hamba yang terlahirkan
berwujud sang khalifah dimuka bumi ini didalam panji-panjiNya guna meniti
kehidupan yang mulia ini, namun tak jarang pula tapak kaki ini harus berhenti
sesaat untuk sekejap menghancurkan penghalang-penghalang yang menghalanginya
menuju ketempat lain disana ke negeri
para penantang atas ujian yang kerab
terjadi.
Didalam lika liku perjalanan
kenegeri itu sering kudapati para musafir lainnya. Kujumpai disana mereka
banyak mengunakan atribut-atribut
yang agak berbeda dari musafir kebanyakan
dalam perjalanannya. Kulihat mereka banyak sekali mengutamakan kertas bernomor untuk kebahagiaan yang padahal
hanya berisi kekosongan hati jika terlalu banyak mengunakannya didalam
perjalanan ini.
Belum lagi cara mereka
mempertaruhkan waktu yang sekejap ini yang telah sang penakdir berikan, tak jarang mereka pula mengisinya dengan
kelakuaan bak seekor anjing yang
terus mengongong dengan lantangnya namun tak satupun yang mendengarkannya
karena kelakuannya yang terus-terus saja membuang kotorannya dipinggir jalan tanpa memperdulikan disekitarnya
kesakitan.
Aku tidak mengerti apa yang para musafir lain ini harapkan dari
perjalanan yang sungguh sangat singkat ini. Padahal waktu yang telah diberikan
olehNya tidak banyak untuk sampai
kenegeri para penantang hanya tersisa satu tarikan nafas lagi setelah satu tarikan nafas ini , tapi ada juga yang terus membuang-buang waktu itu
dengan tetap mengutamakan atribut keduniawian yang entah apa yang diharapkan
dari itu.
Dan aku musafir sang penitip pesan
dari satu tempat ketempat lainnya untuk membawa khabar iman bahwa perjalanan ini akan segera berakhir sebentar lagi
dengan seiring hilangnya kepercayaan dari sang
penakdir atas khabar dariNya yang tak kunjung didengarkan oleh musafir lainnya karena kekerdilan mereka
menarik dari setiap nafas yang telah
Ia berikan.
Aceh Besar, lueng Ie 05:05 tetesan embun pagi..........
0 komentar: