Sekotak kenangan
"Dari dalam sini segala cerita masa remajaku telah kusimpan padanya, dan biarlah ia menjadi doa kudusku disepanjang waktuku kepada sang pemilik waktu"........
Habiburrahman El Shirazy di dalam
bukunya mengatakan bahwa“Banyak sekali
pintu-pintu pesona dan jendela-jendela keindahan ketika engkau masuk ke dalam
bilik-bilik masa sejarah” seperti halnya takdir yang tuhan berikan padaku
kali ini ketika kembali memasuki bilik pemondokanku dengan sebuah rangkaian
acara PADU.
Melalui sebuah camera Hp se
adanya, kali ini ku coba mengabadikan moment keindahan itu. Moment indah ketika
diri ini dapat kembali lagi berjumpa dengan para pahlawan-pahlawan yang telah
mendidikku serta teman –teman semasa dipesantren dahulu.
Ada seutas tali takdir yang tak
terlihat namun ia nyata adanya kembali di tautkan oleh masing-masing hati kami. Tali yang
telah kami genggam bersama semasa dipesantren dulu. Tali yang telah pula menuntun
kami menjadi seseorang yang berguna. dan kini ia masih saja belum terputus walau sang waktu telah memisahkan kami 5 sampai 20 tahun
lamanya dari pesantren tercinta.
Ketika sang mentari pagi ini kembali
menampakkan cahayanya, embun telah pun menguap
bersama sinarnya yang semakin merekah. saat itu pula burung-burung seakan
bernyanyi bersuka ria menyambut kebahagiaan yang kami rasakan. Rasa haru lagi
bahagia ketika dapat berkumpul dengan mereka-mereka mengenang masa-masa indah di pesantren Ulumuddin tercinta.
Sungguh tak dapat kupungkiri,
bahwa salah satu mimpi-mimpi yang sering menghampiriku saat sang malam telah
memelukku adalah mimpi-mimpi akan ianya. Mimpi akan kenangan semasa di pondok
pesantren. Walau nyatanya kini telah menjadi cerita masa lalu tapi seperti masih saja ada yang tertinggal di gerbangnya. ketika kaki-kaki kecil ini pertama kali
melangkah masuk padanya bertahun-tahun dahulu, tangisan kesendirianku di malam
pertama karena jauh dari orang tua, juga kehangatan pelukan dari dua orang malaikatku itu saat melepasku disana. Semuanya masih terasa baru.
Ada kebahagiaan, dendam serta
rindu yang menyiksa di dalam hati ketika mengenang semuanya. Di halaman asrama
tempat saksi segala jejak langkah yang kami jalani masih saja ada yang tersisa
di antara kesunyiaan. Gelak tawa, air mata yang tertahan, serta impian yang di
genggam di saku celana. Segalanya kini kembali bercerita bagai serangkaian CD film yang terus saja dapat diulang-ulang mencari moment-moment kenangan
tersebut.
Kini diantara keramaian orang-orang
disekelilingku. Yang mereka juga adalah para kombatan dari penjara suci
yang sempat pula kumasuki dahulu ini, aku mencoba mengenang semuanya. Ku penjamkan
mataku sesaat sambil lalu memutar segala memori yang tersimpan di dalam kotak
kenangan hatiku ini.
Malu kah aku jika saat ini
mencoba membuka, mengingat-ingat kembali akan kenangan masa lalu di umurku yang
segini. Saat dunia tak lagi sama seperti itu, dunia yang penuh dengan canda
tawa serta impian –impian yang berserakan tercoret-coret dilangit-langit kamar.
Bersalahkah aku jika harus pula menangis bahagia ketika berjumpa lagi dengan
sahabat-sahabatku juga guru-guruku dahulu sambil memeluk mereka. Atau harus marah pada diriku sendiri, karena hingga kini masih saja ikut bersedih jika sedang mengingat-ingat
kenangan yang seperti demikian ini.
Mungkin bagi mereka diluar sana. yang bangga dengan kebebasan SMA baju putih abu-abu dan tak pernah mau sekali pun menaruh minat dengan sistem pemondokan seperti kami
rasakan ini bisa bersuka ria begitu saja. menceritakan bahwa betapa bahagianya
mereka dengan masa-masa kebebasannya. bisa bebas
kemana saja sepulang sekolah keluyuran. Bisa berjumpa setiap saat dengan orang tua kapanpun mereka
inginkan. ketika malam menjelang, mereka masih bisa beristirahat dengan nyenyaknya beralaskan kasur empuk sambil berteleponan dengan kesayangan tanpa harus takut dengan hukuman. Dan jika membahas apa yang mereka makan pun sungguh sangat berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang kami rasakan disini.
Tak perah sama.
Bagiku cerita di pesantrenku
dahulu merupakan rangkaian perjalanan hidup yang terbaik dari seluruh proses
yang pernah ku lalui. Padanya segala macam ilmu kehidupan kudapati. Bagaimana caranya
bergaul dengan sesama, Berbagi dalam keterbatasan walau disaku celana hanya tinggal
seribu rupiah tanpa harus saling menyikut. Belajar memendam rindu untuk sejenak
tak kembali pulang kekampung halaman demi memantaskan diri dengan ilmu agama
yang terus-terus saja digali pada guru-guru atas kewajiban kami sebagai
penerus generasi masa depan. dan pula harus bersabar dalam memendam rasa jatuh
cinta dimasa keremajaan kami yang sedang berkobar-kobarnya untuk tak dulu cepat-cepat
merasakannya sampai nanti di pembatas pintu gerbang kelayakan dari ilmu cinta itu
terkhatamkan pada bab-bab pembelajaran. Segalanya telah kudapatkan disini, di dalam
penjara suci Ma’had ulumuddin.
Dan pada hari ini ketika kegiatan yang
bertemakan silaturrahmi akbar Alumni Dayah Ulumuddin di taman Ratu Safiatuddin
anjungan kota Lhokseumawe terlaksanakan dan dihadiri oleh seluruh alumni
dari serta guru-guru yang dahulu mendidik kami disini, diriku
sungguh berbahagia menyambut moment ini. dengan adanya kegiatan hari ini, segala mimpi-mimpi kerinduanku pada pesantren tercinta bisa kembali kurasakan denagn mata terbuka dan bukanmata terpejam atas mimpi ditidur malamku...
Maka atas segala apa yang kutuliskan ini. ianya hanyalah sebuah ungkapan terdalam dari kebahagiaanku setelah kebahagian memejamkan mata saat berdoa padaNya dengan pertemuan ini sebagai salah seorang pemuda yang pernah merasakan susah senangnya kehidupan dipesantren terkhusus pada ma'had ulumuddin. bagiku kenagan didalamnya sungguh merupakan kisah yang tak akan pernah bisa kulupakan begitu saja atas segala rahmat yang kudapati didalamnya dan akan terus kukenang sampai kapanpun.....
"kepada-Mu Allah kupanjatkan doa agar
berkekalan kasih sayang kami, kepada kalian teman serta guru-guruku, kupohon
sokongan pengorbanan dan pengertian yang selama ini telah bertali, dan kini Telah
pun kuungkapkan segala rasa cintaku kepadamu duhai ma'had ulummudin.. sungguh
padamu kutahu artinya pengorbanan, ketekunan serta kesabaran dalam menjalankan
kehidupan ini sesuai dengan titah sang pencipta Allah Swt.... amin ya rabbal
alamin.....
Banda Aceh .......
Daripada alif yang tak
berbaris kepada hamzah disisi akhir huruf bacaan yang mulia....
groen..
BalasHapusapalagi kata-kata yang diakhirnya.
Daripada alif yang tak berbaris kepada hamzah disisi akhir huruf bacaan yang mulia.
Terharu, bengong dan mati kutu saya rasanya..