Sekotak kenangan

22.51 Unknown 1 Comments


"Dari dalam sini segala cerita masa remajaku telah kusimpan padanya, dan biarlah ia menjadi doa kudusku disepanjang waktuku kepada sang pemilik waktu"........


          
Habiburrahman El Shirazy di dalam bukunya mengatakan bahwa“Banyak sekali pintu-pintu pesona dan jendela-jendela keindahan ketika engkau masuk ke dalam bilik-bilik masa sejarah” seperti halnya takdir yang tuhan berikan padaku kali ini ketika kembali memasuki bilik pemondokanku dengan sebuah rangkaian acara PADU.


Melalui sebuah camera Hp se adanya, kali ini ku coba mengabadikan moment keindahan itu. Moment indah ketika diri ini dapat kembali lagi berjumpa dengan para pahlawan-pahlawan yang telah mendidikku serta teman –teman semasa dipesantren dahulu.

Ada seutas tali takdir yang tak terlihat namun ia nyata adanya kembali di tautkan oleh masing-masing hati kami. Tali yang telah kami genggam bersama semasa dipesantren dulu. Tali yang telah pula menuntun kami menjadi seseorang yang berguna. dan kini ia masih saja belum terputus walau sang waktu telah memisahkan kami 5 sampai 20 tahun lamanya dari pesantren tercinta.

Ketika sang mentari pagi ini kembali menampakkan cahayanya, embun telah  pun menguap bersama sinarnya yang semakin merekah. saat itu pula burung-burung seakan bernyanyi bersuka ria menyambut kebahagiaan yang kami rasakan. Rasa haru lagi bahagia ketika dapat berkumpul dengan mereka-mereka mengenang masa-masa indah di pesantren Ulumuddin tercinta.

Sungguh tak dapat kupungkiri, bahwa salah satu mimpi-mimpi yang sering menghampiriku saat sang malam telah memelukku adalah mimpi-mimpi akan ianya. Mimpi akan kenangan semasa di pondok pesantren. Walau nyatanya kini telah menjadi cerita masa lalu tapi seperti masih saja ada yang tertinggal di gerbangnya. ketika kaki-kaki kecil ini pertama kali melangkah masuk padanya bertahun-tahun dahulu, tangisan kesendirianku di malam pertama karena jauh dari orang tua, juga kehangatan pelukan dari dua orang malaikatku itu saat melepasku disana. Semuanya masih terasa baru.

Ada kebahagiaan, dendam serta rindu yang menyiksa di dalam hati ketika mengenang semuanya. Di halaman asrama tempat saksi segala jejak langkah yang kami jalani masih saja ada yang tersisa di antara kesunyiaan. Gelak tawa, air mata yang tertahan, serta impian yang di genggam di saku celana. Segalanya kini kembali bercerita bagai serangkaian CD film yang terus saja dapat diulang-ulang mencari moment-moment kenangan tersebut.


Kini diantara keramaian orang-orang disekelilingku. Yang mereka juga adalah para kombatan dari penjara suci yang sempat pula kumasuki dahulu ini, aku mencoba mengenang semuanya. Ku penjamkan mataku sesaat sambil lalu memutar segala memori yang tersimpan di dalam kotak kenangan hatiku ini.

Malu kah aku jika saat ini mencoba membuka, mengingat-ingat kembali akan kenangan masa lalu di umurku yang segini. Saat dunia tak lagi sama seperti itu, dunia yang penuh dengan canda tawa serta impian –impian yang berserakan tercoret-coret dilangit-langit kamar. Bersalahkah aku jika harus pula menangis bahagia ketika berjumpa lagi dengan sahabat-sahabatku juga guru-guruku dahulu sambil memeluk mereka. Atau harus marah pada diriku sendiri, karena hingga kini masih saja ikut bersedih jika sedang mengingat-ingat kenangan yang seperti demikian ini.

 Mungkin bagi mereka diluar sana. yang bangga dengan kebebasan SMA baju putih abu-abu dan tak pernah mau sekali pun menaruh minat dengan sistem pemondokan seperti kami rasakan ini bisa bersuka ria begitu saja. menceritakan bahwa betapa bahagianya mereka dengan masa-masa kebebasannya.  bisa bebas kemana saja sepulang sekolah keluyuran. Bisa berjumpa setiap saat dengan orang tua kapanpun mereka inginkan. ketika malam menjelang, mereka masih bisa beristirahat dengan nyenyaknya beralaskan kasur empuk sambil berteleponan dengan kesayangan tanpa harus takut dengan hukuman. Dan jika membahas apa yang mereka makan pun sungguh sangat berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang kami rasakan disini. Tak perah sama.

Bagiku cerita di pesantrenku dahulu merupakan rangkaian perjalanan hidup yang terbaik dari seluruh proses yang pernah ku lalui. Padanya segala macam ilmu kehidupan kudapati. Bagaimana caranya bergaul dengan sesama, Berbagi dalam keterbatasan walau disaku celana hanya tinggal seribu rupiah tanpa harus saling menyikut. Belajar memendam rindu untuk sejenak tak kembali pulang kekampung halaman demi memantaskan diri dengan ilmu agama yang terus-terus saja digali pada guru-guru atas kewajiban kami sebagai penerus generasi masa depan. dan pula harus bersabar dalam memendam rasa jatuh cinta dimasa keremajaan kami yang sedang berkobar-kobarnya untuk tak dulu cepat-cepat merasakannya sampai nanti di pembatas pintu gerbang kelayakan dari ilmu cinta itu terkhatamkan pada bab-bab pembelajaran. Segalanya telah kudapatkan disini, di dalam penjara suci Ma’had ulumuddin.



Dan pada hari ini ketika kegiatan yang bertemakan silaturrahmi akbar Alumni Dayah Ulumuddin di taman Ratu Safiatuddin anjungan kota Lhokseumawe terlaksanakan dan dihadiri oleh seluruh alumni dari serta guru-guru yang dahulu mendidik kami disini, diriku sungguh berbahagia menyambut moment ini. dengan adanya kegiatan hari ini, segala mimpi-mimpi kerinduanku pada pesantren tercinta bisa kembali kurasakan denagn mata terbuka dan bukanmata terpejam atas mimpi ditidur malamku...


Maka atas segala apa yang kutuliskan ini. ianya hanyalah sebuah ungkapan terdalam dari kebahagiaanku setelah kebahagian memejamkan mata saat berdoa padaNya dengan pertemuan ini sebagai salah seorang pemuda yang pernah merasakan susah senangnya kehidupan dipesantren terkhusus pada ma'had ulumuddin. bagiku kenagan didalamnya sungguh merupakan kisah yang tak akan pernah bisa kulupakan begitu saja atas segala rahmat yang kudapati didalamnya dan akan terus kukenang sampai kapanpun.....

"kepada-Mu Allah kupanjatkan doa agar berkekalan kasih sayang kami, kepada kalian teman serta guru-guruku, kupohon sokongan pengorbanan dan pengertian yang selama ini telah bertali, dan kini Telah pun kuungkapkan segala rasa cintaku kepadamu duhai ma'had ulummudin.. sungguh padamu kutahu artinya pengorbanan, ketekunan serta kesabaran dalam menjalankan kehidupan ini sesuai dengan titah sang pencipta Allah Swt.... amin ya rabbal alamin.....


Banda Aceh .......
Daripada alif yang tak berbaris kepada hamzah disisi akhir huruf bacaan yang mulia....
   

You Might Also Like

1 komentar:

  1. groen..
    apalagi kata-kata yang diakhirnya.

    Daripada alif yang tak berbaris kepada hamzah disisi akhir huruf bacaan yang mulia.

    Terharu, bengong dan mati kutu saya rasanya..

    BalasHapus