bait-bait cinta
“Bila
jalan hidup ini adalah sebuah rangkaian puisi, pastilah namamu yang memperindah
setiap baitnya”.....
Untuk kamu...
Kumulai tulisan ini kembali atas nyanyian rinduku terhadapmu. Rasa rindu yang bersulam cinta di dalamnya. yang rasa
itu tak pernah surut walau jarak dan waktu belum pun mempertemukan kita
hingga kini. Di mana dan kapan pastinya... Semuanya masih serba misteri untuku
mengerti.
Rasaku terhadapmu kini masih sama
seperti ikrarku pertama kali ketika berjumpa denganmu di malam-malam mimpiku. “Engkau adalah cinta yang pertama kali hadir dan
membuatku bahagia merasakannya. sebabnya berilah aku sedikit waktu lagi untuk
memantaskan diriku demi menjemput dan membawamu kemahligai cinta yang telah Ia
tuliskan di dedaunan keabadian”. Dan engkau tersenyum malu-malu mendengarnya,
lantas beberapa detik kemudian dengan keindahanmu itu, dirimu pun membuat aku
terbangun memandang kembali langit-langit kamar. Dan saat itu kutahu bahwa
diriku telah menemukanmu, melihat walau sesaat, namun masih terpisahkan oleh dimensi
waktu.
Aku bingung pula terhadap diri ini.
Aku merasa seperti pujanga bodoh yang hari-harinya terus saja merapalakan kalimat
kalimat puitis cinta. Di seluruh media sosial yang kumiliki mulai BBM, Facebook,
Line dan sebagainya, Yang rapalan itu pun nyatanya tak pernah ku tahu harus
kutujukan kepada siapa. Akankah ia kutujukan kepada orang yang selama ini
kucintai di sudut kuta raja ini. Atau pun ia teruntuk seseorang di ujung pulau sumatera sana tempat ibu pertiwi pertama kali mengariskan nasib anaknya nusantara.
Dan di malam ini. saat gerimis masih turun
membasahi tapak-tapak bumi. ketika bulan masih mau menjadi saksi atas perjalanan
hidup manusia karena cinta. Di situ aku terduduk dengan khalayan mengawan tentang
bait-bait kata hati yang ingin ku persembahkan lagi kepadamu. Yang tulisan itu
kuharap pula diaminkan oleh ribuan malaikat yang tercipta karena cintaNya....
Ribuan hari dalam penatianku. Jutaan
puisi telah tercipta untukmu. yang karenanya aku menyadari bahwa mencintai dalam diam itu suatu keindahan
yang Ia ciptakan. Dan ketika itu, rasaku akan selalu menjelma menjadi
bait-bait pengharapan doa cinta akan pertemuan kita.
Dan
di doa panjangku, namamu akan terus kubisikan hingga aku kembali tertidur
dalam khalayan indah itu.....
karena engkau adalah kebahagiaanku...
Bereh ..... !!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus