Embun dan Perasaan



Kenapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun

Kenapa purnama itu elok?
Karena bulan balas menatap angkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagi purnama

Aduhai, mengapa sunset menakjubkan?
Karena matahari mengelayut malas dikaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak


Mengapa pagi menentramkan dan dingin?
Karena kabut mengambang disekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi

Di dunia ini,
Duhai, banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka ia akan selalu spesial...

Sama dengan kehidupan kita, perasaan kita
Menyimpan perasaan itu indah
Karena penuh misteri dan menduga
Sekali dia tersampaikan, tidak ada lagi menyimpan.


Menunggu seseorang itu elok
Karena kita terus setia berdiri
Sekali dia datang, tidak ada lagi menunggu.

Bersabar itu sungguh menakjubkan
Karena kita terus berharap dan berdoa
Sekali masanya tiba, tiada lain kecuali jawaban dan kepastian
Sungguh tidak akan keliru bagi orang-orang yang paham.

Wahai... tahukah kita mengapa embun itu indah?
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun

Masa singkat begitu berharga.....


Tere Liye..... tentang cinta yang belum sempat terlafaskan

Pesan Untuk Cinta


Ketika engkau bersedia memanjangkan sabarmu, saat itu engkau tengah mencintai seseorang.

Malam terus berganti meninggalkan sang mentari pagi yang lenyap ditelan gelapnya dunia. Kuberhitung atas setiap pertemuan yang telah kita jalani, tapi sayang, semuanya hanya tinggal cerita di atas kertas putih itu. Tanpa pernah bisa kuterima balasannya.

Di sebelah laut sana dirimu kini berada. Ditemani dengan bintang-bintang yang bersinar disebalik gedung-gedung mengah. Tersenyum merapalkan setiap hasratmu. Tempat dimana yang kata mereka dapat merubah garis takdir tanganmu.

Sungguh adalah cinta yang selalu mengubah jalannya waktu. Karena padanya waktuku kini terbagi dua. Namun kutahu disetiap tatapan sang waktu, kita selalu bisa bersekutu dengan kesepian bersama. Dan dibaliknya pula kita mempunyai musuh hati yang sama juga bernama kerinduan.

Yaa..... segala tipu daya yang telah kita rasakan dahulu telah menghantarkan diri kita masing-masing kepada gerbang takdir hari ini. Dipisahkan sejauh jauhnya. Berharap dengan itu kita dapat berdamai dengan cinta ini. Tapi sayang, selamanya pula rasa ini terus tumbuh subur bagai rerumputan dimusim hujan.

Menurut tetua dari kampung kita. Mereka beranggapan kini aku telah bisa melupakanmu. Menggubur dalam-dalam setiap bibit cinta tanpa perlu di siram. Tak tahu kah mereka yang sebenarnya, bahwa saat ini aku tak perlu yang namanya pertemuan. karena bagiku sejauh jauh dirimu melangkah pergi dijaukan dari diriku, Engkau akan selalu dekat di sini, di sini, di sini.... di inti jantungku.

Sebab yang aku yakini cintaku bukan hanya sebatas pertemuan denganmu untuk menyucikannya, tapi juga lewat doa doa panjangku pada sang pemilik cinta.

Jika ada seseorang yang terlanjur menyentuh inti jantungmu. Mereka yang datang setelahnya hanya menyentuh kemungkinan kemungkinan saja...


Dan tentangmu, diriku akan selalu menyimpannya seperti kisah yang dimulai di suatu pagi, dimana orang-orang hidup dan jatuh cinta dengan berani. Dan ketika sang malam telah kembali menjelang, disaat detak terakhir ujung nafasku nanti ada sebuah nama yang akan selalu juga ku ucap lirih hingga menghantarkanku kedetik yang perlahan hilang bersama suara dalam telinga........

Banda Aceh, gerimis, hujan serta kenangan.... 19.30......


Memilikimu


Aku mencintai Sunset,
Menatap kaki langit, ombak berdebur.
Tapi aku tidak akan pernah memebawa pulang matahari kerumah.
Kalau pun itu bisa dilakukan, tetap tidak akan kulakukan.


Aku menyukai bulan,
Entah itu sabit, purnama, tergantung dilangit sana.
Tapi aku tidak akan memasukkannya ke dalam ransel.
Kalaupun itu mudah dilakukan, tetap tidak kulakukan.


Aku menyayangi serumpun mawar,
Berbunga warna warni, mekar semerbak.
Tapi aku tidak akan memotongnya, meletakkannya di kamar.
Tentu bisa dilakukan, apa susahnya, namun tidak akan pernah kulakukan.


Aku mengasihi kunang-kunang,
Terbang mendesing, kerlap kerlip, di atas rerumputan gelap.
Tapi aku tidak akan menangkapnya, dibotolkan, menjadi penghias di meja makan.
Tentu masuk akal dilakukan, pakai perangkap, namun tidak akan pernah kulakukan.

Ada banyak sekali jenis cinta didunia ini.
Yang jika kita cinta, bukan lantas harus memiliki.

Ada banyak sekali jenis suka, kasih, dan sayang di dunia ini.
Yang jika memang demikian, tidak harus dibawa pulang.

Egois sekali, kawan, jika tetap kulakukan.
Lihatlah, tiada lagi sunset tanpa matahari
Tiada lagi indah langit tanpa purnama
Juga taman tanpa mawar merekah
Ataupun temaram malam tanpa kunang-kunang.

Ada banyak sekali jenis cinta di dunia ini
Yang jika sungguh cinta, kita akan membiarkannya seperti apa adanya
Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati.

Selalu begitu, hingga akhir nanti



Tere Liye, Dikatakan atau tidak Dikatakan. Itu Tetap Cinta.......

Sekotak kenangan


"Dari dalam sini segala cerita masa remajaku telah kusimpan padanya, dan biarlah ia menjadi doa kudusku disepanjang waktuku kepada sang pemilik waktu"........


          
Habiburrahman El Shirazy di dalam bukunya mengatakan bahwa“Banyak sekali pintu-pintu pesona dan jendela-jendela keindahan ketika engkau masuk ke dalam bilik-bilik masa sejarah” seperti halnya takdir yang tuhan berikan padaku kali ini ketika kembali memasuki bilik pemondokanku dengan sebuah rangkaian acara PADU.


Melalui sebuah camera Hp se adanya, kali ini ku coba mengabadikan moment keindahan itu. Moment indah ketika diri ini dapat kembali lagi berjumpa dengan para pahlawan-pahlawan yang telah mendidikku serta teman –teman semasa dipesantren dahulu.

Ada seutas tali takdir yang tak terlihat namun ia nyata adanya kembali di tautkan oleh masing-masing hati kami. Tali yang telah kami genggam bersama semasa dipesantren dulu. Tali yang telah pula menuntun kami menjadi seseorang yang berguna. dan kini ia masih saja belum terputus walau sang waktu telah memisahkan kami 5 sampai 20 tahun lamanya dari pesantren tercinta.

Ketika sang mentari pagi ini kembali menampakkan cahayanya, embun telah  pun menguap bersama sinarnya yang semakin merekah. saat itu pula burung-burung seakan bernyanyi bersuka ria menyambut kebahagiaan yang kami rasakan. Rasa haru lagi bahagia ketika dapat berkumpul dengan mereka-mereka mengenang masa-masa indah di pesantren Ulumuddin tercinta.

Sungguh tak dapat kupungkiri, bahwa salah satu mimpi-mimpi yang sering menghampiriku saat sang malam telah memelukku adalah mimpi-mimpi akan ianya. Mimpi akan kenangan semasa di pondok pesantren. Walau nyatanya kini telah menjadi cerita masa lalu tapi seperti masih saja ada yang tertinggal di gerbangnya. ketika kaki-kaki kecil ini pertama kali melangkah masuk padanya bertahun-tahun dahulu, tangisan kesendirianku di malam pertama karena jauh dari orang tua, juga kehangatan pelukan dari dua orang malaikatku itu saat melepasku disana. Semuanya masih terasa baru.

Ada kebahagiaan, dendam serta rindu yang menyiksa di dalam hati ketika mengenang semuanya. Di halaman asrama tempat saksi segala jejak langkah yang kami jalani masih saja ada yang tersisa di antara kesunyiaan. Gelak tawa, air mata yang tertahan, serta impian yang di genggam di saku celana. Segalanya kini kembali bercerita bagai serangkaian CD film yang terus saja dapat diulang-ulang mencari moment-moment kenangan tersebut.


Kini diantara keramaian orang-orang disekelilingku. Yang mereka juga adalah para kombatan dari penjara suci yang sempat pula kumasuki dahulu ini, aku mencoba mengenang semuanya. Ku penjamkan mataku sesaat sambil lalu memutar segala memori yang tersimpan di dalam kotak kenangan hatiku ini.

Malu kah aku jika saat ini mencoba membuka, mengingat-ingat kembali akan kenangan masa lalu di umurku yang segini. Saat dunia tak lagi sama seperti itu, dunia yang penuh dengan canda tawa serta impian –impian yang berserakan tercoret-coret dilangit-langit kamar. Bersalahkah aku jika harus pula menangis bahagia ketika berjumpa lagi dengan sahabat-sahabatku juga guru-guruku dahulu sambil memeluk mereka. Atau harus marah pada diriku sendiri, karena hingga kini masih saja ikut bersedih jika sedang mengingat-ingat kenangan yang seperti demikian ini.

 Mungkin bagi mereka diluar sana. yang bangga dengan kebebasan SMA baju putih abu-abu dan tak pernah mau sekali pun menaruh minat dengan sistem pemondokan seperti kami rasakan ini bisa bersuka ria begitu saja. menceritakan bahwa betapa bahagianya mereka dengan masa-masa kebebasannya.  bisa bebas kemana saja sepulang sekolah keluyuran. Bisa berjumpa setiap saat dengan orang tua kapanpun mereka inginkan. ketika malam menjelang, mereka masih bisa beristirahat dengan nyenyaknya beralaskan kasur empuk sambil berteleponan dengan kesayangan tanpa harus takut dengan hukuman. Dan jika membahas apa yang mereka makan pun sungguh sangat berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang kami rasakan disini. Tak perah sama.

Bagiku cerita di pesantrenku dahulu merupakan rangkaian perjalanan hidup yang terbaik dari seluruh proses yang pernah ku lalui. Padanya segala macam ilmu kehidupan kudapati. Bagaimana caranya bergaul dengan sesama, Berbagi dalam keterbatasan walau disaku celana hanya tinggal seribu rupiah tanpa harus saling menyikut. Belajar memendam rindu untuk sejenak tak kembali pulang kekampung halaman demi memantaskan diri dengan ilmu agama yang terus-terus saja digali pada guru-guru atas kewajiban kami sebagai penerus generasi masa depan. dan pula harus bersabar dalam memendam rasa jatuh cinta dimasa keremajaan kami yang sedang berkobar-kobarnya untuk tak dulu cepat-cepat merasakannya sampai nanti di pembatas pintu gerbang kelayakan dari ilmu cinta itu terkhatamkan pada bab-bab pembelajaran. Segalanya telah kudapatkan disini, di dalam penjara suci Ma’had ulumuddin.



Dan pada hari ini ketika kegiatan yang bertemakan silaturrahmi akbar Alumni Dayah Ulumuddin di taman Ratu Safiatuddin anjungan kota Lhokseumawe terlaksanakan dan dihadiri oleh seluruh alumni dari serta guru-guru yang dahulu mendidik kami disini, diriku sungguh berbahagia menyambut moment ini. dengan adanya kegiatan hari ini, segala mimpi-mimpi kerinduanku pada pesantren tercinta bisa kembali kurasakan denagn mata terbuka dan bukanmata terpejam atas mimpi ditidur malamku...


Maka atas segala apa yang kutuliskan ini. ianya hanyalah sebuah ungkapan terdalam dari kebahagiaanku setelah kebahagian memejamkan mata saat berdoa padaNya dengan pertemuan ini sebagai salah seorang pemuda yang pernah merasakan susah senangnya kehidupan dipesantren terkhusus pada ma'had ulumuddin. bagiku kenagan didalamnya sungguh merupakan kisah yang tak akan pernah bisa kulupakan begitu saja atas segala rahmat yang kudapati didalamnya dan akan terus kukenang sampai kapanpun.....

"kepada-Mu Allah kupanjatkan doa agar berkekalan kasih sayang kami, kepada kalian teman serta guru-guruku, kupohon sokongan pengorbanan dan pengertian yang selama ini telah bertali, dan kini Telah pun kuungkapkan segala rasa cintaku kepadamu duhai ma'had ulummudin.. sungguh padamu kutahu artinya pengorbanan, ketekunan serta kesabaran dalam menjalankan kehidupan ini sesuai dengan titah sang pencipta Allah Swt.... amin ya rabbal alamin.....


Banda Aceh .......
Daripada alif yang tak berbaris kepada hamzah disisi akhir huruf bacaan yang mulia....
   

Artimu





Yang terdalam “Apabila kau inginkan seorang pengantar bunga untukmu, maafkan aku yang hanya bisa menuntunmu bersama jutaan mimpiku” 

Bolehkah aku menulis semua ini. Menulis akan sebuah catatan yang aku peruntukkan bagi keindahan yang ingin disempurnakan. Keindahan yang dengannya dapat membuat diriku melupakan kesendirianku ini. serta memberikan keberanian untukku menerima setiap tantangan hidup walau hanya sekedar untuk melihat keindahan yang engkau hadirankan dalam hari-hariku.

Hari itu, saat-saat langkah ini telah terseok-seok menangisi kesendirian. kesendirian dalam mengiba atas segala kekacauan yang telah menghampirinya. Saat ruas-ruas jemari telah semakin tertutup tanpa celah yang dapat mengengamnya lagi. ketika itulah aku engkau hadir, dirimu datang dengan senyum yang indah mengalahkan segala duka nestapa yang selama ini menghantuiku.



Yaaa untukmu seluruh catatan kecil ini ku persembahkan. kepada insan yang selama ini aku cintai dalam diam. Yang pada detik ini ingin sekali ku berkisah betapa panjangnya penantianku padamu. Betapa lamanya ku pendam rasa cinta hingga bulan dikala malam datang merasa bosan mendengarkan bisikan isi hatiku.

Kini walau kehadiranmu telah kembali menguap bersama embun pagi. Namun raut kebahagiaanku atas hadirmu yang sesaat itu akan selalu kukenang. Akan selalu kubawa ke dalam mimpiku bersama impianku lainnya atas cintaku padamu.


Duhai engkau yang disana. Yang masih memandang langit yang sama. Perkenankanlah untukku suatu hari nanti menyibak tirai yang masih tertutup rapat dihatimu. Izinkan diri ini membukakannya bersama pintu-pintu rahmat lainnya hingga mendatangkan kesucian itu.



Karena kehadiranmu itu seumpama cahaya matahari yang tiba di pagi hari. cahayanya mampu meneggelamkan cahaya bintang dan terang bulan saat purnama. padamu tersimpan berjuta impian indahku dalam menapaki kehidupan ini kelak.

Dari tanah untuk air yang mendinginkan hati atas kerinduan........

bait-bait cinta


“Bila jalan hidup ini adalah sebuah rangkaian puisi, pastilah namamu yang memperindah setiap baitnya”.....

Untuk kamu...

Kumulai tulisan ini kembali atas nyanyian rinduku terhadapmu. Rasa rindu yang bersulam cinta di dalamnya. yang rasa itu tak pernah surut  walau jarak dan waktu belum pun mempertemukan kita hingga kini. Di mana dan kapan pastinya... Semuanya masih serba misteri untuku mengerti.

Rasaku terhadapmu kini masih sama seperti ikrarku pertama kali ketika berjumpa denganmu di malam-malam mimpiku. “Engkau adalah cinta yang pertama kali hadir dan membuatku bahagia merasakannya. sebabnya berilah aku sedikit waktu lagi untuk memantaskan diriku demi menjemput dan membawamu kemahligai cinta yang telah Ia tuliskan di dedaunan keabadian”. Dan engkau tersenyum malu-malu mendengarnya, lantas beberapa detik kemudian dengan keindahanmu itu, dirimu pun membuat aku terbangun memandang kembali langit-langit kamar. Dan saat itu kutahu bahwa diriku telah menemukanmu, melihat walau sesaat, namun masih terpisahkan oleh dimensi waktu.

Aku bingung pula terhadap diri ini. Aku merasa seperti pujanga bodoh yang hari-harinya terus saja merapalakan kalimat kalimat puitis cinta. Di seluruh media sosial yang kumiliki mulai BBM, Facebook, Line dan sebagainya, Yang rapalan itu pun nyatanya tak pernah ku tahu harus kutujukan kepada siapa. Akankah ia kutujukan kepada orang yang selama ini kucintai di sudut kuta raja ini. Atau pun ia teruntuk seseorang di ujung pulau sumatera sana tempat ibu pertiwi pertama kali mengariskan nasib anaknya nusantara.

 Dan di malam ini. saat gerimis masih turun membasahi tapak-tapak bumi. ketika bulan masih mau menjadi saksi atas perjalanan hidup manusia karena cinta. Di situ aku terduduk dengan khalayan mengawan tentang bait-bait kata hati yang ingin ku persembahkan lagi kepadamu. Yang tulisan itu kuharap pula diaminkan oleh ribuan malaikat yang tercipta karena cintaNya....

Ribuan hari dalam penatianku. Jutaan puisi telah tercipta untukmu. yang karenanya aku menyadari bahwa mencintai dalam diam itu suatu keindahan yang Ia ciptakan. Dan ketika itu, rasaku akan selalu menjelma menjadi bait-bait pengharapan doa cinta akan pertemuan kita.


Dan di doa panjangku, namamu akan terus kubisikan hingga aku kembali tertidur dalam khalayan indah itu.....

karena engkau adalah kebahagiaanku...

jantung hatiku...



            Aku terdiam, aku terpaku, aku pun  berkeringat dingin tatkala berpapasan denganmu, dan duniaku pun mulai berubah saat pertama kali melihat kehadiranmu, dan ketika ku sadari engkaulah penyebab percepatan dari laju detak jantungku..... karena engkau adalah jantung dari hati ini.
             Di sebuah buku yang ku baca disitu tertulis sebuah teori tentang pembuktian cinta, perhitungan akan detak jantung normal setiap menitnya lalu membandingkan dengan jumlah detak jatung setiap kali berpapasan dengan orang yang engkau sukai, apakah ada perbedaan...kucoba membuktikannya beberapa bulan setelah pertama kali ku melihat dirimu.... ketika itu...
            Saat itu udara siang masih terik-teriknya berhembus. Waktu menunjukkan pukul 12 siang, ini sungguh saat-saat yang pas untuk sejenak beristirahat dari hukuman atas pelanggaran yang entah sudah berapa kali aku lakukan minggu ini di sekolah....
            Menikmati halaman sekolah yang dihiasai cewek-cewek cantik juga merupakan kesenangan tersendiri dari pelangaran ini, sehingga setiap saat bisa kuketahui wanita mana yang belum ku singgahi hatinya juga wanita mana yang telah eprnah kusakiti hatinya..... Dan di hari itu pula...tiba-tiba engkau muncul......
            Ketika itu aku baru saja beristirahat membersihkan toilet sekolah, peluh dari keringat baru bersih-bersihnya ku sapu , dan engkau pun masuk dengan alas sepatu yang kotor tergesa-gesa ke dalamnya, seketika membuat dahiku berkerut menahan kekecewaan sambil lalu menyumpahi dirimu,” hei kamu, kamu pikir ini kandang sapi, enak aja masuk langsung nyelonong dengan sepatu kotor itu,” kataku padamu, dan kamu ternyata hanya diam tanpa memperulikanku, langsung masuk ke dalam, maka bertambah kesalah aku karena tak kamu pedulikan bagai angin berlalu..

            Setelahnya, berbagai kisah kekesalanku padamu pun berlembar-lembar tergoreskan di ingatanku sehingga kawan-kawanku pun menyebut kita bagai kucing dan tikus, tak akan pernah akur, yang ada setiap kali bertemu kita hanya akan saling kata mengatai, kejar-kejar saling melampiaskan kekesalan satu sama lain, yang penyebabnya pun terbilang sangat sepele saat kuingat-ingat kini.
            Lalu hari-hari pun berlalu tanpa kusadari, aku sudah bisa merasa nyaman dengan tingkah kelakuanmu walau kadang masih membuat diriku kesal, hingga tiba suatu hari aku mendengar kabar yang sungguh membuatku berfikir ulang tentang pertikaian kita. Bahwa engkau akan pindah sekolah ketempat lain dan itu berarti kisah tentang perang dunia ketiga kita akan berakhir...
            Senang mungkin bisa jadi ketika mengetahuinya, namun setelah beberapa hari, aku mulai merasa ada yang hilang dari kegiatanku di sekolah, seakan ada sesuatu kesenangan yang entah apa tiba-tiba saja membuat sepi di waktu-waktu yang lainnya.....
tak mudah tuk akui
bahwa engkau begitu berarti
tak juga ku pungkiri
ternyata kau lah yang selalu di hati
ku rasa ku sampai di ujung jalanku
tempatku berhenti dan bernyanyi
            kau tahu.. setelah kepergianmu hari itu, seluruh duniaku serasa hampa, tanpa celotehanmu, tanpa pukulan-pukulanmu, semuanya terasa berbeda... entah.. aku tak tahu apa yang aku rasakan ini, mungkinkah rasa kesunyian saat ini hanya bersifat sementara saja.. tak pernah ku temukan jawabnanya hingga kuputuskan beberapa bulan setelahnya, kucoba menghampirimu ke sekolah yang baru... dan ternyata....
            iyaa.. aku kembali menemukan duniaku yang dulu disana, sapaanmu ketika melihatku untuk pertama kali lagi persis sama, semuanya serasa lebih baik, dan kau tahu... ini lah kebahagiaan yang selama ini hilang saat engkau pergi...
jantung hatiku
ku letakkan di jantung hatimu
ku rekatkan erat di nadimu
mengalir di darahmu
dan terbelenggu
takkan pernah lekang oleh waktu
semakin melekat di pelukmu
hingga akhir aku
            dan ketika itu pula kutemukan ada yang berbeda dari tingkah lakuku, kurasa keringat dingin membajiri tanganku saat menyapamu, jantungku berdegup lebih kencang, dan pipiku... entahlah aku tak tahu warna ia saat itu.... aku mulai menghitung... ada apa ini...
            Beberapa hari kemudian... fiksss.... duniaku berubah total, dulunya aku sangat membenci puisi picisan ini, walau sebelumnya aku pernah mengetahui apa itu cinta dan berpacaran, namun sungguh tak segila ini.. dan harus ku akui berbulan-bulan kemudian dengan teori detak jantung yang ku pelajari dari buku-buku akan kesungguhan cinta... bahwa kau ternyata...

Yo baby kau sosok yang punyai arti..
Kau Puisi ketika datang sepi
Saat nikmati indah sunset pantai kuta
Hadirmu jadi pelengkapku di tata surya

Aku butuh dunia.. dan kau
sebagai pendamping ketika ku rasakan galau
Aku butuh cinta.. dan kau
adalah tema saatku rasakan galau

Kau ada untuk melengkapi diriku
Kau tercipta untuk menutupi kekuranganku
L. O. V. E. yang membuatku bisa bertahan
Seperti rumput yang tak kan tumbang oleh topan

Emosi, perasaan, jaminan rasa aman
Kau sanggup taklukan hati dengan sebuah senyuman
Aku berdiri karna kau hadir di sisi
Your my everything baby..kau takkan pernah terganti..

Kaulah belahan hatiku yang terangi aku dengan cintamu
Kau hangatkan jiwaku dan slimuti aku dengan kasihmu
Ku coba gapai apa yang kau ingin
Saat ku terjatuh sakit kau adalah aspirin

Coba menuntunmu agar ada di dalam track
Kau catatan terindah di dalam teks
Dan aku mengerti apa yang kau mau,
hargai dirimu, menjadi imammu

Karna kau diciptakan dari tulang rusukku
selain itu karna kau bagian dariku.
Dan dirimu damaikan..hatiku..
yeah..Dan artimu..tak akan.. berakhir..