Hati....
Wahai hati....
apakah engkau merasa lelah. Mungkinkah engkau masih meratapi akan nasib kekosonganmu,
ataukah engkau masih mengira-ngira atas apa yang akan terjadi padamu dikemudian
hari. Mungkin disetiap langkah engkau sering kali kecewa atas segala perjuangan
yang telah dirimu lakukan, juga kadang engkau merasakan Ia seakan tak pernah
mendengarkan doamu, Tapi tenanglah, janganlah memantaskan dirimu untuk
mengesampingkan kehendakNya, Sungguh pun semua ini belum sesuai dengan apa yang
engkau harapkan! tetaplah selalu tabah dalam perjalanannya, tengadahkanlah tanganmu
selalu kepadaNya, memohonlah dengan sebaik-baik kalammu, karena ketika engkau
mengulang-ngulang doamu itu, sungguh Ia mendengarkannya atasNya sang maha mendengar,
yang namun manakala Ia belum mengijabahkannya, tentulah Ia masih ingin terus
mendengarkan kalam suci dari hambaNya teramat dicintaiNya.
Hati...
tahukah engkau langit merupakan sebuah
keluarga dalam kehidupanmu. Anaknya ada
dua, angin dan awan. Ayahnya adalah matahari dan ibunya bulan. Setiap saat
mereka mengisi hari-harimu juga. Tak terfikirkah engkau bagaimana banyaknya
dari bangsamu yang mencacimaki keluarga
kecil mereka atas kebencianmu dari takdir, saat angin bertiup kencang, engkau
kerab menyalahkannya hingga ia harus pulang ketempatnya dan menangisi setiap olokan kalian, saat matahari bersinar dengan
gersangnya pula, engkau pun menyumpahi atasnya hingga ia terduduk meratapi
bangsamu yang hanya bisa melihat mereka di satu sisi dan menafikan sisi lainnya
karena dibutakan oleh nafsu.
Mengertikah engkau
keluarga kecil mereka sebenarnya sebuah keindahan yang Ia berikan kepada
engkau, yang mana sang awan anak
pertamanya adalah laki-laki yang suka berkeliaran mencari ilmu, melesat ke selatan
sana , mengoda ilalang untuknya diberikan secuil pengetahuan yang tersembunyi
entah dimana, bertemankan dengan ombak hingga terlambung tinggi ke angkasa lalu
berpencar ke delapan penjuru berbagi kesejukan dengan kalian.
Jika sore tiba, ayahnya, matahari, memanggilnya dan engkau mendapatkan senja yang indah, jika malam angin tak berhembus karena ibunya, bulan, memeluk anaknya juga memeluk engkau dari penatnya hidup. Sedangkan awan adalah anak perempuan suka bersedih. Oleh karena itu engkau bisa bercakap cakap dengannya saban hari, jika awan gelap dan engkau tidak menginginkan hujan, awan bisa engkau bujuk pula dengan kalam sucimu. Namun sadarkah engkau, tak pernah mereka menyalahkan ketentuan yang telah tuhan gariskan bagi keluarga mereka, malahan mereka dengan bergembiranya selalu berupaya menjadi makhluk yang mulia meski tak semulia penciptaan engkau.
Jika sore tiba, ayahnya, matahari, memanggilnya dan engkau mendapatkan senja yang indah, jika malam angin tak berhembus karena ibunya, bulan, memeluk anaknya juga memeluk engkau dari penatnya hidup. Sedangkan awan adalah anak perempuan suka bersedih. Oleh karena itu engkau bisa bercakap cakap dengannya saban hari, jika awan gelap dan engkau tidak menginginkan hujan, awan bisa engkau bujuk pula dengan kalam sucimu. Namun sadarkah engkau, tak pernah mereka menyalahkan ketentuan yang telah tuhan gariskan bagi keluarga mereka, malahan mereka dengan bergembiranya selalu berupaya menjadi makhluk yang mulia meski tak semulia penciptaan engkau.
Olehnya teruslah
berjalan dengan apa yang telah Ia gariskan, janganlah selalu membenci kepada
apa yang belum engkau dapati dalam perjalanan ini. berdoalah selalu atas kebaikan apa yang engkau inginkan dalam
hidupmu, karena sesungguhnya mengulang-ngulang
akan doamu itu seperti mengayuh sepeda pula, yang suatu saatnya nanti pasti
akan sampai di tujuan, dan tujuan dari doamu tersebut merupakan kebahagiaan
dari keridhaanNya dalam menghambakan dirimu selalu kepadaNya dengan keikhlasan
hamba yang sejati.
Teiring salam dariku kepada engkau duhai hati yang berbisik rindu...........
0 komentar: