keluguan cinta
Keluguan Cinta
Dikesunyian
malam yang ditemani bulan ke 12, juga saat kicauan burung di pagi hari yang disinari
mentari kemahaanNya, sudihkah engkau membacakan segala titah kata dari
tintaku ini. Sebuah guratan tinta yang mulai saat engkau menyetujuinya akan
menemani hari-harimu kini dan nanti manakala kepulangan telah yang Ia serukan.
Sepanjang titah
ini nantinya ingin ku guratinya dengan bait-bait syair indah yang akan mengantarkan
tidur malammu dengan bunga-bunga dan membangunkanmu kembali dengan belaian
lembut sang kekasih. Manakala engkau bahagia ingin setiap kata ini engkau
rengkuh dalam pelukan hangatmu itu, Manakala engkau bersedih jadikanlah ia
sebagai penhapus airmatamu, biarkanlah setiap kata ini menjadi tembang suara
keindahan alam tatkala ia menemanimu dikala kesepian.
Saat guratan
ini kumulai sungguh tak terpikirkan olehku akan jadi apa nantinya semua yang
telah kutitahi ini, akankah ia berguna dalam membahagiakan hari-harimu atau
malah menjadi perusak suasana disetiap sang waktu memberikan kehidupannya. Tapi
apa dayaku yang selama ini selalu dibayang-bayangi olehmu. Dimana pun diriku
berada setiap saat ku tak pernah bisa mengusirmu difikiranku,malah semakin aku
menepis bayanganmu di ingatanku, semakin ia melekat kuat hingga memberikan semangat
hidup terus dan terus dalam menjalani hari-hari yang bagai pakaian usnag
dimakan sang zaman.
Maka apa daya ku jika engkau adalah
segalanya, engkau adalah bunga yang dirindui sang kumbang, engkau adalah gula
yang diselalu dikerumuni kawanan semut dan engkau adalah tali penyambung
hidupku yang hampir putus karena dimakan kelapukan hati dalam menantang
perjalanannya.
Aku tak
berharap engkau akan membalas semua ini, aku tak berharap dirimu semakin
menjahuiku saat mulai membaca ini titah keluguan seorang pecinta yang terlalu mencintai
seorang bidadari hingga ia berkelakuan sedemikin bodoh dalam menarik perhatiannya,
yang aku harapkan, rengkuhlah ia, bacalah,bacalah dengan lisan atau hatimu kalau
kamu tidak keberatan, dan tetaplah seperti sediakala, seperti saat pertama kali
aku melihat bidadari itu dengan balutan pakaian putih hitamnya disuatu senja di pinggiran pantai.
Maka sungguh diriku merasa sangat
bahagia manakala bidadariku itu tetap menjadi bunga indah disetiap harinya meski tak pernah bisa kuhinggapi, atas "dalam kehidupan ini memang dipenuhi
dengan orang yang kita cintai juga ingini, namun ada pula yang dalm hidup ini nantinya tidak
mencintai juga mengiginkan diri kita", begitu pula dirimu yang selalu aku rindui
dan cintai dalam keluguan ini, namun dirimu mungkin tak menginginkan kerinduan cinta yang telah mempermalukanmu ini.
Walau.... waktu mengejar, waktu menunggu, waktu berlari, waktu bersembunyi,
biarkan aku mencintaimu lagi dalam keluguan ini, dan biarkan waktu yang akan kembali
mengujinya.
ketika hati merindui hati......... saat keluguan mengutarakan cinta.....
0 komentar: