Sebuah pertemuan
Sebuah pertemuan
Angin malam
ini kembali bertiup dari celah-celah papan reyot didinding Bilek menemani tidur malamku, diluar suara jangkir sahut bersahutan
membelah kensunyian. Anak Burung-burung malam sesekali juga saling berkicau
berebut tempat tidur diperaduan mereka, lalu hilang lagi diditiup angin, bintang-bintang
dilangit tak terlihat tertutu pawan mendung, bulna pun saban waktu mengikuti bintang menyembunyikan dirinya dari sang malam.
Ku tahu
akan menyadari mulai saat ini aku akan sendiri, sendiri memperjuangkan hidup
ini. Tak ada lagi dia yang menemaniku selama 10 tahun di kota perantauan ini. Ku
teringat berbagai kenangan yang telah aku jalani bersamanya beberapa waktu lalu,
seakan kini sang waktu berputar sangat cepat mengakhiri perjalanan persahabatan
kami.
Sebuah kisah
telah Tuhan takdirkan pada kami berdua tatkala pertemuan itu bermula. Saat matahari
tengah terik-teriknya membakar seisi kota ini, kuberjalan terseok-seok tanpa
arah mencari peristirahat guna merebahkan tubuh yang telah semakin layu bak bunga tanpa siraman air. Ku berjalan
sendiri menyisiri setiap gang-gang kota berharapa ada keramah tamahan dari
penduduk berhati malaikat.
Tak kusangka engaku hadir ketika itu, manakalas tubuh dan
fikiran ini tak lagi bisa menyatu menahan sakit dan lelahnya. Engkau mengulurkan
tangan kemuliaanmu, engkau papah diriku, engkau bawa diriku kesurgamu itu. Berhari-hari
engkau merawat luka dan hati ini yang telah dikecewakan oleh hidup. Namun dengan
kelembutanmu engkau bersabar terus membimbingku kembali kejalan hidup yang
lebih baik.
Secebis cahaya menerangi laluan
Ada kalanya langkahku tersasar
Tersungkur di lembah kegelapan
Bagaikan terdengar bisikan rindu
Mengalun kalimah menyapa keinsafan
Kehadiranmu menyentuh kalbu
Menyalakan obor pengharapan
Namun dimalam ini, diantara
kicauan binatang-binatang malam yang berpelu mesra merindui kekasihnya, ku iri merasakan itu semua, berbagi
kebahagiaan, melepas penatnya hidup berdua hingga mengahapi seluruh persoalan
alam ini yang tak tau kapan akan berakhir, tatkala ku tersadar engkau telah
pergi, pergi jauh kesana keseberang lautan yang tak pernah bertepi, diri ini
semakin ringkih, ringkih menahan kesuraman dunianya seakan kesepiankulah yang
menjadi duniaku kini sejak diri ini kehilangan cahaya kehidupannya.
Manakala sebuah
pertemuan itu tiba maka saat itu pula sebuah perpisahan akan menjadi akhir dari
ceritanya. Dan inilah yang tak pernah bisa kuterima, ketika perpisahan itu
harus menjadi tangisan tak terperi serta deraian air mata yang tak berkesudahan
hingga membalikkan seluruh hidupku yang telah kutata dulu dengannya....
Kau bisikkan bicara keinsafan
Kau beri kekuatan, tika aku
Diuji dengan dugaan
Saat ku kehilangan keyakinan
Kau nyalakan harapan
Saat ku meragukan keampunan Tuhan
Kau katakan rahmat-Nya mengatasi segala
Menitis airmataku keharuan
Kepada sebuah pertemuan
Kehadiranmu mendamaikan
Hati yang dahulu keresahan
Cinta yang semakin kesamaran
Kau gilap cahaya kebahagiaan
Tulus keikhlasan menjadi ikatan
Dengan restu kasih-Mu, oh Tuhan
Titisan air mata menyubur cinta
Dan rindu pun berbunga
Mekar tidak pernah layu
Damainya hati
Yang dulu resah keliru
Cintaku takkan pudar diuji dugaan
Mengharum dalam harapan
Moga kan kesampaian kepada Tuhan
Lantaran diri hamba kerdil dan hina
Syukur sungguh di hati ini
Dikurniakan dirimu
Menunjuk jalan dekati-Nya
Tika diri dalam kebuntuan
Betapa aku menghargai
Kejujuran yang kau beri
Mengajarku mengenal erti
Cinta hakiki yang abadi
Tiada yang menjadi impian
Selain rahmat kasih-Mu Tuhan
Yang terbias pada ketulusan
Sekeping hati seorang insan
Bernama........
Namun apalah
dayaku yang seonggok daging ini, terlalu berlama bersedih rupanya belum juga
memberi kebaikan di diri ini, yang ada malah diriku semkin lapuk dimakan waktu
seperti papan bilek ini... olehnya
maafkanlah diriku ini duhai...., dan biarkanlah aku pergi menjauh dari ini semua
dan berharap ada kebaikan untukmu di ujung tepian sana kelak saat engkau telah melihatNya
dikehidupan selanjutnya........
Teruntuk,
kamu, kalian, mereka, yang telah memberi cahaya kehidupan saat kerapuhan
melanda ditiap kisah perjalanan ini.....
0 komentar: